Sebagaimana fakta, merokok adalah sebuah aktivitas yang membahayakan kesehatan. Jika Anda bertanya kepada para perokok, maka mereka pasti mengaku TAHU PERSIS kalau merokok itu membahayakan kesehatannya. Namun, sedikit dari mereka yang mampu berhenti merokok, karena faktor ketergantungan terhadap asupan nikotin dan faktor kebiasaan.
Ketergantungan terhadap nikotin
Kita tahu bahwa nikotin adalah zat yang membuat orang ketagihan atau nyandu, yang membuat konsumen mengalami ketergantungan terhadapnya. Kesadaran ini menyebabkan para perokok yang sadar kesehatan, minta produsen rokok mengurangi kadar nikotin. Di Amerika, telah dilakukan survey, yang hasilnya ada dua pertiga dari sekitar
1.000 orang Amerika mengatakan mereka mendukung
pengurangan kadar nikotin dalam rokok sampai dengan kadar yang tidak
menyebabkan adiksi.
Survei tersebut melibatkan 511 responden
perokok dan 518 orang bukan perokok berusia di atas 18 tahun. Hasil
survei juga menunjukkan, 77 persen responden yakin pengurangan kadar
nikotin itu akan mengurangi tingkat kecanduan perokok. Pelarangan
rokok juga didukung oleh 43 persen responden, termasuk 55 persen dari
kelompok nonperokok dan 33 persen dari kelompok perokok.
Survei tersebut dilakukan oleh Center for Global Tobacco Control dari Harvard School of Public Health dan dimuat dalam jurnal American Journal of Public Health.
Bahaya
nikotin bagi kesehatan sudah lama diketahui. Suatu yang baru adalah
nikotin menduduki peringkat ke-9 di antara bahan adiktif yang berbahaya.
Bahkan, lebih berbahaya dibandingkan ganja (peringkat ke-11) dan
ekstasi (peringkat ke-18). Hal itu diungkapkan tim ekspert penilai zat
adiktif yang dibentuk Pemerintah Inggris dan dilaporkan di majalah Lancet tahun 2007.
Di
Amerika Serikat rokok dianggap sebagai penyebab utama kematian dini
pada 400.000 orang setiap tahunnya dan lebih dari 3.800 remaja di sana
merokok setiap hari.
Faktor Kebiasaan Merokok
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial
atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh
lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman
pergaulannya. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan
remaja untuk mencari jati diri mereka. Dengan melihat apa yang dilakukan
orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan
orang lain. Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja
untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial. Namun
sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang
ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan
merokok.
Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan
seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin
yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang
perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari,
adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.
Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan
ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan
secara berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang
masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau
perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini.
Ada hipotesis bahwa
kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh
orang lain karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa
lainnya, belum sepenuhnya puas pada masa anak-anak.
Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok
dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan
ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu
banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.
Respon Mengulang Otomatis
Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering,
maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis.
Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi
yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang merasa
lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas.
Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam
kebiasaan merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari
tahu di mana situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil
sebatang rokok. Kemudian cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau
lingkungan tersebut.
Mengapa Harus Rokok Herbal
Jika beberapa faktor itu telah Anda pelajari, lalu Anda berusaha untuk berhenti merokok dengan cara menghindari faktor-faktor tersebut, namun Anda tidak juga berhasil berhenti merokok, maka saya anjurkan Anda mulai berfikir untuk merokok yang LOW RISK, yang tak lain adalah ROKOK HERBAL.Rokok Herbal, benar-benar low risk, dengan nikotin sepersepuluh dari rokok biasa, bahannya alami dan asapnya tidak terlalu membahayakan. Pelajari selanjutnya tentang rokok herbal di www.rokokherbal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar