Low Risk Smoking

Selamat datang di blog yang sangat membantu Anda memahami rokok herbal yang saat ini telah banyak membantu orang mendapatkan SOLUSI MEROKOK DENGAN ROKOK

Rabu, 10 Oktober 2012

Divine Kretek, Rokok Sehat Bagi Penderita Penyakit Degeneratif


JAKARTA- Baru-baru ini Kelompok Studi Nano Sain Universitas Brawijaya Malang telah melakukan studi dampak positif asap rokok kretek melalui proses peluruhan radikal bebas yang dinamakan Divine Kretek.

Riset ini dilakukan Guru Besar Biologi Sel Universitas Brawijaya Malang, Profesor Dr. Sutiman B. Sumitro, bersama ahli Kimia-Fisika senior Dr. Gretta Zahar dan tim yang terdiri dari ahli bidang kedokteran, Kimia dan Fisika.

"Divine Kretek telah berhasil membantu memperbaiki kualitas hidup penderita berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, altsheimer, gagal ginjal, hepatitis, spasmophile, myastemia, autism, cerebal palsy, dan down syndrom," kata Profesor Dr. Sutiman B. Sumitro dalam media gathering di Jakarta, Senin (7/2/2011).

Sutiman percaya, Divine Kretek temuannya itu dapat mengendalikan bahaya radikal bebas dan logam merkuri yang terkandung dalam darah. "Tim kami dapat mentrasformasikan rokok beracun menjadi rokok berasap sehat, tidak berbau, dan ramah lingkungan melalui Divine Kretek," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya serangkaian uji coba terhadap kelompok hewan serta relawan perokok telah dilakukan. Asap ini diduga kuat mempercepat proses detoksifikasi karena mampu memperkecil racun tubuh pada skala nano (sepersemiliar meter). "Dalam bentuk nano, racun dapat keluar dari jaringan tubuh dan kulit tanpa merusak sehingga tidak meninggalkan bekas luka," ungkapnya.

Penemuan ini, menurut Sutiman, tentu dapat memberikan angin segar bagi dunia kedokteran internasional. Memakai pendekatan berfikir Nano Sain dengan membangun konsep hubungan berbagai penyakit ini dengan kadar logam Hg+metal yang ada dalam tubuh. Unsur-unsur tersebut merupakan penyebab utama munculnya berbagai penyakit yang sulit dikendalikan.

"Sebagai hasil karya ilmiah, maka penemuan ini semestinya dapat memandu pengembangan penelitian lanjut di dunia kedokteran terhadap berbagai komponen tembakau dan cengkeh pada rokok kretek Indonesia," imbuhnya. (rfa)(Iman Rosidi/Trijaya/rhs)

Selasa, 09 Oktober 2012

TEKNOLOGI NANO PADA ROKOK HERBAL



Berita Utama Suara Merdeka (Cyber News)
19 September 2011
Terapi Divine Kretek untuk Kanker (1)

Dokter Singapura pun Sempat Menyerah
Kanker adalah penyakit yang mematikan. Biaya mahal dan pengobatan yang menyakitkan, seringkali membuat orang kehilangan harapan. Dokter Greta Zahar dkk mencoba mengembangkan metode pengobatan alternatif yang unik. 

KELUARGA Agustinus Imam Istiyanto (61) kini agak berlega hati. Mereka gembira melihat perkembangan kesehatan Imam yang menunjukkan tanda-tanda membaik.
Dosen Teknik Industri ITB itu mengikuti terapi balur dan divine kretek di Rumah Balur yang dikelola Dr Greta Zahar (72) di Jl Otista, Jakarta Timur, mulai 11 Agustus lalu.

Pada Oktober 2010, Imam Istiyanto diketahui menderita kanker  jenis Merkel Cell Carcinoma yang dikenal ganas. Upaya pengobatan kemoterapi dilakukannya hingga ke Singapura. Namun dokter di negeri jiran itu menyerah. Keluarga Imam tak mau berhenti mencoba. Pengobatan pun dilanjutkan ke China. Ternyata di Negeri Tirai Bambu itu, juga tidak muncul harapan.

”Pulang dari China akhir Juli lalu, kondisinya menyedihkan. Kakak saya nggak bisa menelan makanan karena mulutnya penuh sariawan. Dia harus diinfus. Levernya bengkak karena bekerja keras menetralisasi kemoterapi. Tubuhnya sangat lemah. Dia sudah benar-benar pasrah,” kata Christiana Retnaningsih, adiknya, yang dosen Unika Soegijapranata itu.
Pada 22 Juli 2011, Retnaningsih mengikuti bincang-bincang Redaksi Suara Merdeka  dengan Prof Dr Sutiman B Sumitro, ahli biologi molekuler  dari Universitas Brawijaya Malang tentang terapi asap kretek (dinamai divine kretek) dan balur untuk penyembuhan kanker.
Terapi ini ditemukan dan dikembangkan oleh Dr Greta Zahar, ahli fisika nuklir lulusan Jerman. Dalam forum itu, Prof Sutiman memberikan latar belakang sainsnya dari terapi balur dan asap divine kretek tersebut.
Banyak orang yang telah terselamatkan dengan metoda tersebut. Termasuk istri Prof Sutiman, Tintrim Rahayu, yang terkena kanker payudara stadium tinggi dan dua kali operasi.
Orang penting lain yang tersembuhkan adalah dr Subagyo, ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang. Istri Subagyo, yaitu dokter Saraswati, kini satu tim dengan Prof Sutiman dan Dr Greta mengembangkan terapi balur dan divine kretek untuk mengatasi kanker dan berbagai penyakit lainnya.

Retnaningsih merasa beruntung bisa ikut forum di Suara Merdeka. Dari acara itu, dia pun mendapat undangan untuk ikut seminar hari berikutnya, di mana Prof Sutiman dan dr Saraswati tampil di forum yang diikuti banyak dokter dan ahli.
”Saya beruntung sekali karena di forum itu saya bisa berdekatan dengan Ibu Tintrim Rahayu sehingga bisa menggali cerita penderitaannya dan kesembuhannya,” kata Retnaningsih.
Cerita, pengetahuan baru, dan bahan-bahan seminar yang dia dapat itu dikirimkan ke kakaknya di Bandung. Dia merasa senang kakaknya akhirnya mengikuti terapi di rumah balur Dr Greta.

”Pada hari kelima terapi, kondisi kakak saya sudah agak membaik. Perutnya mengecil. Dia sudah bisa jalan agak lama dan menikmati makanan kesukaannya, soto. Sikapnya lebih optimistik dan rasa humornya sudah mulai muncul,’’ aku Retnaningsih.
”Kemarin dia cerita ikut bersih-bersih kamarnya untuk menghilangkan kejenuhan, tapi sambat masih gampang lelah,” kata Retnaningsih,
Dosen Unika yang saat ini mengikuti program doktoral di Fakultas Kedokteran Undip itu menilai, kemajuan yang didapat kakaknya tergolong luar biasa dibanding kondisi awal Agustus lalu. ”Namun jalan yang harus ditempuh masih panjang. Harus sabar dan tetap memelihara harapan,” katanya.

Terapi untuk penyembuhan kanker yang dilakukan di rumah balur itu mengombinasikan tiga cara, yakni balur, asupan asap divine kretek, dan asupan asam amino. Fungsinya untuk meluruhkan dan mengeluarkan radikal bebas, yang menjadi sumber penyakit, dari dalam tubuh penderita,
”Jika penyebabnya sudah bisa diatasi, kita percaya sistem tubuh pemberian Tuhan yang sangat kompleks ini akan melakukan recovery dengan sendirinya,” kata Prof Sutiman.
Menurut Ketua Lembaga Peluruhan Radikal Bebas Malang dr Saraswati, radikal bebas adalah senyawa kimia aktif dalam fase gas dan bermuatan listrik. Jika jumlahnya terkendali, ia bermanfaat untuk menjalankan proses kehidupan.

Sebaliknya, jika dalam keadaan berlebihan, radikal bebas dapat mengganggu dan menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, diabetes, autis, rematik, alergi, dan sebagainya.
Kelebihan radikal bebas itu bisa terjadi, lanjut dr Saraswati, karena proses penuaan, infeksi penyakit, makanan yang kurang seimbang (banyak karbohidrat dan lemak), menghirup udara yang tercemar, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi radiasi, serta kemoterapi.

Paling Berbahaya

Secara sederhana, Saraswati menjelaskan, jika kelebihan radikal bebas itu menghantam DNA, maka yang bersangkutan akan terkena autis. Jika yang diserang adalah protein pengendali jaringan pertumbuhan (P53), maka pengendalian jaringan tak berfungsi, terjadilah kanker.
Dan, ketika yang terkena radikal bebas adalah virus, maka virus itu menjadi lebih ganas karena mengalami mutasi genetik.
Di antara radikal bebas itu, Mercuri (Hg) tergolong yang paling berbahaya. Hg dapat dengan mudah memproduksi elektron ke dalam bentuk yang sangat reaktif. Kelebihan Hg radikal bebas akan menyebabkan kanker, autis, shizoprenia, dan berbagai penyakit kelainan genetik.

Menurut Yoshiaki Omura, peneliti dari Jepang, semua sel kanker mengandung Hg di dalamnya.
Dengan latar belakang seperti itu, maka untuk terapi kanker dan penyakit lainnya adalah menetralkan radikal bebas di dalam tubuh manusia, atau mengeluarkannya dengan detoksifikasi.

”Pada prinsipnya, terapi balur, memasukkan asap divine kretek serta asam amino adalah juga detoksifikasi,” kata dr Saraswati.
Asam amino berfungsi melarutkan zat radikal bebas dan membuatnya floating. Sedangkan terapi balur membuat radikal bebas yang floating itu keluar dari tubuh manusia.
Dalam praktik, pembaluran dilakukan di atas lempeng tembaga, karena pada prinsipnya radikal bebas mengandung muatan listrik. Maka, dengan tidur di lempeng tembaga (Cu) yang dibumikan (grounding), proses pengeluaran radikal bebas itu lebih  mudah.

”Zat-zat radikal bebas yang keluar dari tubuh itu akan tampak bercak-bercaknya di lempeng tembaga,” kata Saraswati.
Sejak metoda ini dikembangkan awal tahun 2000-an hingga saat ini, ribuan orang sudah mencobanya untuk berbagai kondisi sakit. Mereka bukan pasien, melainkan relawan, karena mereka merupakan bagian dari penembangan penelitian .
Saat ini Griya Balur tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di Malang, Jogja dan juga Semarang yang baru dibuka Juli 2011 lalu. Tidak lama lagi, di Kudus juga akan dibuka. (Anto Prabowo -43)








TEKNOLOGI NANO PADA ROKOK HERBAL

Terapi Divine Kretek untuk Kanker (2-Habis)


Mungkinkah Penemunya Mendapatkan Nobel?

”PENEMUAN larutan divine merupakan mahakarya dalam ilmu pengetahuan yang bisa menjadi tonggak peningkatan kesehatan berdasarkan kearifan lokal,” kata Guru Besar Bagian Patologi Anatomi FK Undip, Prof Dr Sarjadi SpPA (K) dalam keterangan pers yang dikirim ke berbagai media, Juni lalu.
Larutan divine yang ditemukan oleh Dr Greta Zahar itu dikembangkan bersama Prof Sutiman dengan perspektif nanobiologi. Jika dioleskan ke rokok lalu rokoknya dibakar, asapnya bisa mengatasi penyakit kanker, autis, serta meningkatkan secara optimal kondisi sehat manusia.
Tidak hanya untuk manusia, partikel asap divine kretek ini, dalam penelitian yang sudah dilakukan dan masih terus dikembangkan, juga mampu meningkatkan hasil dan kualitas tanaman-tanaman kedelai, anggrek, serta padi. Tanaman-tanaman itu juga tahan terhadap hama penyakit tanaman.
Menurut Sarjadi, Indonesia kaya berbagai macam tanaman yang berpotensi tinggi masuk ke lingkup pengobatan modern, di antaranya daun tembakau. Namun, diakuinya, riset komprehensif terhadap manfaat daun tembakau terlihat stagnan, akibat citra negatif terhadap daun tembakau sebagai penyebab sakit dan kematian.
”Citra itu terbentuk karena gencarnya pemberitaan tentang bahaya merokok. Sebaliknya tidak ada penelitian atau tulisan ilmiah yang memberitakan bahwa daun tembakau bermanfaat untuk kesehatan, sampai akhirnya muncul temuan divine kretek oleh Dr Greta ini,” kata Sarjadi.
Mungkinkah Dr Greta yang menemukan  larutan divine dan metoda penyembuhan penyakit dengan perspektif radikal bebas sebagai sumber utamanya, bisa memperoleh Nobel di bidang sains?
Pertanyaan itu sempat muncul dalam bincang-bincang Suara Merdeka dengan Prof Sutiman dan dr Saraswati beberapa waktu lalu. Ahli biologi molekuler itu dengan tenang mengatakan, hal itu bukan mustahil, karena temuan yang dihasilkan Greta tergolong luar biasa.
”Tapi kita tahu tidak mudah mendapatkannya. Belum ada orang Asia yang mendapatkan Nobel di bidang sains, baru di bidang perdamaian dan sastra. Jalan yang harus ditempuh untuk Nobel panjang sekali. Antara lain, temuan-temuan ini bisa masuk dalam publikasi internasional. Tidak mudah menembus sindikasi yang dikuasai orang-orang Amerika dan Eropa,” katanya.
Nobel penting, kata Prof Sutiman. Tetapi yang lebih penting adalah mengungkapkan latar belakang sains di balik berbagai obat-obatan dan pengobatan tradisional yang turun temurun  dilakukan masyarakat, misalnya jamu.
”Kami memulai dengan riset di kretek, yang merupakan salah satu temuan dan aset penting dari bangsa kita. Senang sekali jika kemudian juga bisa mengungkap lainnya.î
Terapi dengan asap (rokok) kretek ini memang kontroversial. Pastilah banyak ”musuh”-nya, karena selama ini rokok dicitrakan sebagai sumber penyakit. Tetapi semuanya bisa dijelaskan secara saintis.
Pendekatan sains medis modern memang cenderung reduksionistis. Banyak simplifikasi dan asumsi yang menyertainya. Termasuk ketika melihat rokok, yang dianggap sangat berbahaya karena punya kandungan nikotin dan tar yang bersifat karsinogen (pemicu kanker).
Dengan cara pandang ini, kretek dinilai lebih berbahaya dibanding rokok filter, lalu kretek filter lebih berbahaya dibanding rokok putih.
Faktanya, menurut Sutiman, ada 11.000 zat di dalam rokok yang saling terikat dan saling menetralisir. Memang, kalau nikotin dan tar itu berdiri sendiri, mereka bersifat karsinogen, sama seperti asap kendaraan bermotor atau asap bakaran sate. Tetapi jika terikat dengan lainnya, mereka menjadi netral.
Alumnus Universitas Nagoya Jepang itu menganalogikan, setiap inci persegi kulit manusia mengadung 32 juta bakteri. Tentu mengerikan jika membayangkan seluruh bakteri ini bisa menjadi sumber penyakit. Faktanya, sebagian besar jasad-jasad renik itu justru penting untuk daya tahan hidup kita.
Fisika Kuantum
Perkembangan sains yang radikal telah menghadirkan fisika kuantum. Jika dengan fisika Newton, kita hanya mengenal komponen atom-atom yang besar, yang tunduk pada hukum gravitasi, maka dengan fisika kuantum kita dituntun untuk melihat unsur-unsur supermikro, yaitu nano.
Dalam dua dimensi, nanometer seukuran dengan sepersemilyar meter atau sepuluh pangkat minus sembilan meter. Mikroskop elektron termodern hanya bisa melihat ukuran 100 nanometer. ”Ukuran nano hanya bisa diimajinasikan. Misalnya DNA,” katanya.
Dengan pendekatan fisika kuantum ini, lanjut Sutiman, kita bisa melihat bahwa asap rokok adalah kumpulan partikel-partikel, ada yang besar dan punya potensi karsinogen jika tak terikat komponen lain, ada juga yang sangat renik yang ternyata sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Dengan cara pandang fisika kuantum itu sangatlah mungkin dihasilkan divine kretek yang bermanfaat bagi kehidupan. Pada prinsipnya divine kretek adalah konversi dari kretek biasa menjadi asap divine yang mengandung struktur nano yang kompleks yang dapat memasok elektron dalam ukuran mililevel volt.
”Dalam ukuran nano, yang terjadi adalah medan gaya listrik. Asap divine bisa berfungsi suplai energi, sekaligus menangkap radikal bebas Hg yang menjadi sumber penyakit,” kata Sutiman. Sutiman, yang bukan perokok, saat ini pun turut mengisap divine rokok, sama seperti istrinya yang menjadikan divine rokok bagian dari terapinya.
”Asap divine rokok mensuplai energi lebih efisien dibanding makanan,” tuturnya. (Anto Prabowo-43)


Sabtu, 06 Oktober 2012

Bagaimana mendapatkan Rokok Herbal

Untuk mendapatkan rokok herbal berkualitas internasional
Hubungi dan dapatkan penjelasannya dari pakarnya.
Hubungi : Doctor Rokok Herbal di 081915551928

Jumat, 05 Oktober 2012

Mengapa Harus Rokok Herbal

Sebagaimana fakta, merokok adalah sebuah aktivitas yang membahayakan kesehatan. Jika Anda bertanya kepada para perokok, maka mereka pasti mengaku TAHU PERSIS kalau merokok itu membahayakan kesehatannya. Namun, sedikit dari mereka yang mampu berhenti merokok, karena faktor ketergantungan terhadap asupan nikotin dan faktor kebiasaan.

Ketergantungan terhadap nikotin
Kita tahu bahwa nikotin adalah zat yang membuat orang ketagihan atau nyandu, yang membuat konsumen mengalami ketergantungan terhadapnya. Kesadaran ini menyebabkan para perokok yang sadar kesehatan, minta produsen rokok mengurangi kadar nikotin. Di Amerika, telah dilakukan survey, yang hasilnya ada dua pertiga dari sekitar 1.000 orang Amerika mengatakan mereka mendukung pengurangan kadar nikotin dalam rokok sampai dengan kadar yang tidak menyebabkan adiksi.

Survei tersebut melibatkan 511 responden perokok dan 518 orang bukan perokok berusia di atas 18 tahun. Hasil survei juga menunjukkan, 77 persen responden yakin pengurangan kadar nikotin itu akan mengurangi tingkat kecanduan perokok. Pelarangan rokok juga didukung oleh 43 persen responden, termasuk 55 persen dari kelompok nonperokok dan 33 persen dari kelompok perokok.

Survei tersebut dilakukan oleh Center for Global Tobacco Control dari Harvard School of Public Health dan dimuat dalam jurnal American Journal of Public Health.

Bahaya nikotin bagi kesehatan sudah lama diketahui. Suatu yang baru adalah nikotin menduduki peringkat ke-9 di antara bahan adiktif yang berbahaya. Bahkan, lebih berbahaya dibandingkan ganja (peringkat ke-11) dan ekstasi (peringkat ke-18). Hal itu diungkapkan tim ekspert penilai zat adiktif yang dibentuk Pemerintah Inggris dan dilaporkan di majalah Lancet tahun 2007.

Di Amerika Serikat rokok dianggap sebagai penyebab utama kematian dini pada 400.000 orang setiap tahunnya dan lebih dari 3.800 remaja di sana merokok setiap hari.

Faktor Kebiasaan Merokok
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar, baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya. Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka. Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain. Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial. Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok.

Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya.

Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah

Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum sepenuhnya puas pada masa anak-anak.

Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif.

Respon Mengulang Otomatis

Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas.

Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut.


Mengapa Harus Rokok Herbal
Jika beberapa faktor itu telah Anda pelajari, lalu Anda berusaha untuk berhenti merokok dengan cara menghindari faktor-faktor tersebut, namun Anda tidak juga berhasil berhenti merokok, maka saya anjurkan Anda mulai berfikir untuk merokok yang LOW RISK, yang tak lain adalah ROKOK HERBAL.Rokok Herbal, benar-benar low risk, dengan nikotin sepersepuluh dari rokok biasa, bahannya alami dan asapnya tidak terlalu membahayakan. Pelajari selanjutnya tentang rokok herbal di www.rokokherbal.com






Rokok Herbal Solusi Terbaik



Berikut ini adalah fakta tentang rokok yang sangat berguna bagi pembaca, sehingga dapat melihat faktanya dan bagaimana solusi atas fakta tersebut. Seluruh fakta berasal dari Departemen Kesehatan RI, jadi nggak diragukan faktanya.

Fakta :
Sejauh ini, tembakau berada pada peringkat utama penyebab kematian yang dapat dicegah di dunia. Tembakau menyebabkan satu dari 10 kematian orang dewasa di seluruh dunia, dan mengakibatkan 5,4 juta kematian tahun 2006. Ini berarti rata-rata satu kematian setiap 6,5 detik. Kematian pada tahun 2020 akan mendekati dua kali jumlah kematian saat ini jika kebiasaan konsumsi rokok saat ini terus berlanjut.
Komentar RH :
Makanya beralihlah ke rokok RH yang bahannya bukan hanya tembakau, terdiri dari lebih 20 bahan herbal, tanpa campuran bahan kimia. Hisap rokoknya, dapatkan manfaatnya.
 

Fakta :
Diperkirakan, 900 juta (84 persen) perokok sedunia hidup di negara-negara berkembang atau transisi ekonomi termasuk di Indonesia. The Tobacco Atlas mencatat, ada lebih dari 10 juta batang rokok diisap setiap menit, tiap hari, di seluruh dunia oleh satu miliar laki-laki, dan 250 juta perempuan. Sebanyak 50 persen total konsumsi rokok dunia dimiliki China, Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan Indonesia. Bila kondisi ini berlanjut, jumlah total rokok yang dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada tahun 2025.
Komentar  RH :
Wah gimana kalau mereka semua beralih ke rokok RH? Semua pelaku bisnis RH akan mendapatkan 3 manfaat sekaligus, pertama manfaat rokoknya, kedua manfaat bisnisnya, ketiga banyak menolong orang.

Fakta :
Sekitar 50% penderita kanker paru tidak mengetahui bahwa asap rokok merupakan penyebab penyakitnya.
Komentar RH :
Makanya, paru-paru jangan di jejali dengan rokok yang membahayakan, beri sentuhan rokok RH, insya Allah akan aman paru-parunya

Fakta :
Dari 12% anak-anak SD yang sudah diteliti pernah merasakan merokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya meneruskan kebiasaan merokok ini.
Komentar RH :
Jadi sudah benar PT RH INDONESIA memasarkan bisnis ini dengan cara multilevel, sehingga anak-anak dibawah umur tidak akan tersentuh rokok RH.

Fakta :
            Sebanyak 1.172 orang di Indonesia meninggal setiap hari karena tembakau
            Komentar RH :
Bahayanya rokok berasal dari nikotin. Rokok RH sudah dengan nikotin yang sangat rendah, dan itu akan mengurangi resiko para perokok. Dengan merokok RH, bahaya itu akan dapat di tekan.